Jumat, 13 Februari 2009

Berpikir Kreatif ala Guido "Life is Beautiful"

Pernah nonton film lama Life is Beautiful...Hmm...Sekitar tahun '97an???

Kisah ini menceritakan tentang rasisme yahudi. Rasisme yang diawali dengan prasangka ini mengakibatkan kesengsaraan. Misalnya kesengsaraan Guido dan keluarganya dalam camp penampungan NAZI.. Ada banyak hal yang bisa kita pelajari melalui film ini. Terutama adalah tokoh utama, Guido. Sang tokoh, yang dimainkan dengan baik oleh Benito Benigni memiliki perilaku yang unik dalam berkomunikasi. Yaitu dalam berkomunikasi dengan diri. Dengan kata lain, dalam berkomunikasi interpersonal, ia selalu berpikir kreatif.

Komunikasi ini selalu dimulai dengan sensasi atau pengindraan. Yaitu tahap paling awal dari penerimaan informasi. Melalui kelima alat indera, stimulus atau rangsangan dikirim dan diolah di otak. Misalnya ketika Dora terjatuh dari atas dan menimpa badan Guido.Kelima indera Guido merasakan ada benda besar yang jatuh menimpanya.

Tahap kedua adalah persepsi. Persepsi ini diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Selanjutnya, pesan yang berhubungan dengan objek ataupun peristiwa diberikan makna pada fungsi indrawi. Guido mempersepsikan jatuhnya Dora sebagai pertanda bahwa Dora adalah pasangan hidupnya.

Selanjutnya persepsi (pengalaman) ini ia simpan dan direkam dalam memorinya. Memori inilah yang akan membimbing indifidu (Guido) dalam berperilaku. Nah, tahap selanjutnya adalah berpikir kreatif. Simaklah ketika ia merayu Dora dengan menyamar menjadi pejabatdari Roma maupun ketika ia merayu Dora setelah pertunjukkan opera Offenbach selesai. Sangat cerdik dan luar biasa bukan?

Hebatnya lagi, ia dalam camp penampungan milik NAZI, berhasil menyelamatkan anaknya. Misalnya ketika ia menyuruh Joshua bersumpah untuk diam dengan alasan demi kemenangan permainan. Atau ketika Si Joshua tidak sengaja terlepas bicara, Guido segera berpikir cepat untuk menyelamatkan putranya. Dan ide kreatif pun muncul di kepalanya. Ia mengajarkan kata “thank you” pada semua anak Jerman.
Dan, selamatlah Joshua kecil.

Yang paling mengharukan adalah ketika Guido ditangkap oleh tentara NAZI karena berusaha melarikan diri. Ia, dengan perasaan hancur, mengetahui bahwa hari kematiannya telah ditentukan. Ia tertunduk lesu. Namun ketika ia sadar anaknya memperhatikan dia dari balik lemari, ia mengambil langkah cepat dan tepat. Ia segera berpikir kreatif. Ia segera mengubah langkahnya setegap-tegapnya sambil bergaya gagah.

Joshua, anak semata wayangnya tetap mengira ia tetap bermain dalam sebuah permainan memperebutkan tank. Hingga akhirnya Joshua kecil selamat dan ia mendapatkan tank dan ibunya.

Melalui film ini kita dapat belajar bahwa hanya orang bebas lah yang mampu berpikir kreatif. Tepat seperti pendapat yang dikatakan oleh Colemann dan Hammen, ada beberapa faktor yang menandai berpikir kreatif. Pertama adalah kemampuan kognitif, yaitu kecerdasan di atas rata-rata yang mampu melahirkan gagasan-gagasan baru dan berlainan.
Kedua yaitu sikap yang terbuka. Indifidu, paling tidak memiliki minat beragam dan luas. Terakhir, adalah sikap yang bebas, otonom dan percaya pada diri sendiri. Kesemuanya itu tergambar dalam tokoh Guido.

Sudahkah anda berpikir kreatif hari ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar